ShoutMix chat widget
Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan

Angin Malam

Layang- layang bersiuh lirih

menampar kupu- kupu pada tiap goresannya

Apakah ingin ku gubris,

semua keinginanku?

apakah ini hidup?

akankah ini hidup?

apakah hidup,

yang di koar- koarkan ribuan dasawarsa lalu adalah seperti ini?

kegelapan riuh lirih

menarik semua lingkaran

mengambang

bagai gerakan steepling

menyala

hidup

menyala

hidup

menyala

mati

Satu dan Selamanya


dengan pasrah, kuucapkan nada- nada penuh harap

no-thing-to-write

mati. rasanya seperti mati rasa. tapi mungkin lebih dalam dari itu. penggambaran sempurna atas dasar keputusasaan, ketidakadaan, dan rasa panas yang membakar. sebenarnya ini apa sih? gak tau juga.
bagaimana caranya menuliskan sesuatu tapi tak ada yang boleh tau maksud tulisan tersebut apa? emang gampang? saya sendiri aja masih mikir keras banget buat itu. dalam tiap kata, dalam tiap arti dalam kata tersebut, arti yang mengandung arti lagi, yang terus tertancap hingga tak ada orang yang tau maksud dari satu kata/frase/kalimat tersebut. dalam 1 kata mungkin, hmm, bisa mengandung banyak arti DAN banyak kemungkinan arti-arti yang lain, yang bener atau yang emang salah dan bisa juga dituliskan serta diartikan sebagai jebakan dalam kalimat tersebut.
terus apa maksudnya tuh gambar?
hmm, mungkin itu semacam pencitraan dalam diri
maksudnya?
yaa, you know lah, pencitraan, penggambaran, atau kata hati
akan?
akan? akan apa?
maksudnya, kata hati, akan apa, siapa, bagaimana, kenapa?
semuanya hampa, tapi sepertinya aku menyukainya. seluruh perasaan ini, tak ada beban, tak ada kebimbangan. jadi seperti air dalam badai, mengapung dan terus mengalir, tak tentu arah, tapi tujuannya satu, daratan.

Api sudah tersulut, dan aku tau aku diluar jangkauan api bahkan asap dan abunya. Tak ada yang dapat meraihku, bukan berarti tak ada yang mampu. Namun, tangan yang terikat-secara disengaja- di belakang, di belenggu, di borgol, tak mampu menangkap apapun. Setiap kepalan tangan, lambaian tangan yang datang, tatapan mata serta erangan jiwa dan hati, tak kunjung membuatku tergugah untuk bergerak 1 mikron pun. Tetap berusaha tegar dalam kesunyian, tenang dalam kegelapan, hidup dalam ketidakpastian. Ya. Itu memang hidup yang mungkin-dapat-bisa kujalani sekarang, tak menerima imbalan apapun akan seluruh hal yang ada di sini, mungkin dalam konteks yang lain, aku akan terus menulis.

Catching Fire - Suzanne Collins


Suzanne Collins kembali dengan sekuel dari The Hunger Games-Catching Fire. Catching Fire menawarkan alur yang epik, penggambaran-penggambaran setiap pemikiran dari tokoh utama, Katniss Everdeen yang nyata dan penuh intrik. Menceritakan tentang mulai dari tur kemenangan Katniss dan Peeta, yang memang sudah tradisi setiap pemenang dalam acara Hunger Games diharuskan serta dijadwalkan untuk mengikuti tur kemenangan mereka di setiap distrik dan juga di The Capitol. Dan api pun mulai tersulut, yang dimaksud adalah api pemberontakan mulai tersulut, secara tidak langsung dilakukan oleh Katniss Everdeen saat ia berkunjung ke distrik 11 dan melakukan pidatonya yang di dalam pidato tersebut, Katniss berterimakasih pada seluruh distrik 11 atas bantuannya dalam The Hunger Games, seluruh distrik 11 lalu menyampaikan salam kehormatan-menaruh 3 jari di bibir lalu menghadapkannya ke Katniss-yang berujung pada maut 1 orang provokator, dan Chaos yang tak bisa dihentikan disana.
Kesenangan pun berakhir, kemenangan pun tak ada artinya lagi. Itu mungkin kalimat yang pas untuk menggambarkan perasaan seorang Katniss Everdeen saat ia tau, ada yang tidak beres dengan Hunger Games ke 75-atau Quarter Quell ke-3- mgngetahui bahwa semua pemenang dari berbagai distrik akan dikumpulkan, dan di pilih kembali sebagai peserta dari Hunger Games ini. Membuat Katniss, Peeta, shock berat.
Finnick Odair, Johanna Mason, Beetee, adalah teman dan sekutu baru mereka disini-yang masih hidup pada akhir permainan-mereka semua ikut membantu Katniss serta Peeta dalam game maut, yang arenanya adalah sebuah jam. Jam besar yang tiap jamnya, ada tantangan menakutkan baru yang dirancang Capitol. Lalu pada akhirnya, Katniss pun keluar dengan selamat dari game tersebut, menanti para pemberontak dan harus memimpin pemberontakkan nantinya. Yang akan sangat disorot di buku selanjutnya, Mockingjay.
May the odds be ever in your favor

The Hunger Games - Suzanne Collins


The Hunger Games, judul buku yang dikarang oleh seorang penulis bernama Suzanne Collins ini sungguh membuatku berdecak kagum di tiap tiap kata dan kalimatnya. Caranya menggambarkan suasana hati sang pemeran utama, Katniss Everdeen-gadis malang yang dijadikan sebagai "tribute" oleh distriknya dalam sebuah pemilihan tak adil, yang dalam cerita tersebut harus terpaksa mencintai seseorang agar dapat bertahan hidup-yang digambarkan sebagai sosok perempuan umur 16 tahun seperti biasa, masih sedikit labil, emosinya tak terkendali, tak bisa mengetahui dengan pasti mana yang benar dan salah, karena dalam setiap keputusan dan pemikirannya, perasaannya selalu mengambil andil yang begitu besar. Bercerita pada latar amerika utara yang sudah hancur, dan hanya segelintir orang yang tersisa mendiami wilayah tersebut, dibagi - bagi dalam beberapa wilayah yang disebut distrik-terdapat 13 distrik secara konstitusional, tapi yang diakui keberadaannya sekarang hanya 12, karena distrik terakhir diceritakan telah luluh lantah oleh The Capitol, negara bagian yang memimpin seluruh distrik dan mempunyai kekuasaan mutlak akan seluruh distrik- dan distrik-distrik tersebut mempunyai kemampuan produksi unik masing-masing, yang tugasnya untuk memberi asupan kepada The Capitol.

Gale Hawthrone, yang dikisahkan adalah seorang sahabat berburu katniss, yang bertemu sekitar 4 tahun lalu ketika umur Katniss menginjak 12 tahun. Digambarkan memiliki sifat yang agak cemburuan tapi baik hati, walaupun kadang sikapnya membuat Katniss jengkel. Tapi dalam lubuk hatinya, tulus. Dan itu dibuktikan saat hari pemungutan tiba. Hari pemungutan-yang tidak adil tersebut- diatur sedemikian rupa sehingga hanya remaja berusia 12-18 tahun yang dapat terpilih, karena memang begitu peraturannya. Akan dipilih 1 anak lelaki dan 1 anak perempuan nantinya, yang akan bergabung bersama 22 peserta lain dari 11 distrik yang lain, bertarung sampai mati, hingga one lone victor remains. Permainan-yang mereka sebut begitu-yang dimaksudkan The Capitol untuk memperingatkan seluruh distrik bahwa Capitol lah yang terkuat, tak ada pemberontakan yang dapat menjatuhkan mereka, dan jika memberontak, akan berakhir seperti distrik 13. Dimulai dari 24 peserta yang ditempatkan dalam suatu arena khusus, yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dimanipulasi, yang harus berjuang melawan lapar, dingin, haus, serta tetap siaga menghadapi semua musuh disana, ditambah lagi efek-efek polesan The Capitol yang akan membuat acara itu semakin menambah daya tarik pemirsanya. Efek yang dimaksud bisa banyak hal, yang memang bukan secara alami terjadi, dan memang tak ada satupun yang bisa dikatakan alami disana. 

Peeta Mellark, peserta laki-laki dari distrik 12 yang juga mendapat kesempatan sialnya pada umurnya yang ke-16, harus masuk dan bertarung dalam pertempuran sampai mati itu, hadir dengan sikap yang sedikit gugup tapi berani, dan dia orang yang riang dan mudah membawa suasana. Yang dikisahkan mencintai rekan 1 distriknya-yang menggantikan adiknya, Primrose Everdeen, saat adiknya terpilih menjadi wakil dari distrik mereka-Katniss Everdeen, dalam kisahnya yang penuh luka serta darah di arena, berakhir hampir tragis, namun cinta tak pernah salah, dan pada akhirnya, mereka berdua kembali ke distrik 12 dengan membawa kemenangan.

Alur cerita yang unik, naik turun, penuh tawa juga duka, tak dapat diduga, selalu membumbui setiap babnya, membawa suasana yang menarik. Buku ini selesai kubaca 1 hari penuh-karena tak ada kerjaan untuk dikerjakan- dan pada akhir hayat buku ini, aku langsung terdorong untuk membeli 2 seri lagi dari trilogi Hunger Games; Catching Fire, dan Mockingjay.

May the odds be ever in your favor.

Hidup itu Vektor

Semakin lama hdup, saya pun sadar akan kenikmatan yang sudah diberikan tentang yang namanya hidup itu.
Dia terus berjalan, dia terus terarah, kadang ke depan ke samping walaupun hanya 1 Derajat dari garis horizontal,  dia terus bergerak.

Layaknya Vektor, yang mempunyai arah dalam setiap nilainya. Negatif maupunpositif,

Namun seperti pengambilan nilai X yang diutamakan adalah nilai positif, jika ada 2 nilai yang berbeda. Sama seperti hidup, jika Hidup bernilai Negatif, maka sudah melawan arah, sudah berbalik arah, dan artinya waktu pun berarah mundur.

Atau saja seperti nilai nilai pada Kuadran yang jika berada pada kuadran 1 positif, untuk kuadran 2 3 dan 4 tergantung jalan mana yang kau pilih, akan menjadi Positif juga, jika salah jalan maka Akan bernilai negatif yang Contohnya Tangen pada Kuadran Dua dan Kuadran Tiga.

Jika hidup tak searah lurus dengan sumbu X atau Y, maka diambil kesimpulan bahwa dihidup itu penuh liku liku, tak selalu sejajar, nan juga tak selalu tak sejajar. Kadang pula hidup itu berbelok dan hanya dengan Diferensial bisa mendapat nilai dari waktu yang sesaat itu.

Saya juga pernah mendapat gonjang-ganjing saat ditarik ke dua arah, ke arah Negatif dan Positif, lalu dihitung Nilai dari masing masing sumbu, dan dihitung Resultannya, untungnya lebih besar nilai dari dorongan yang positif, yang membuat saya bertahan sampai saat ini menempuh hidup.

Sekian lama hidup ini berjalan, banyak pula halangan yang dilewati, dan sesekali melewati puncak tertinggi, saya bilang sesekali karena puncak dalam hidup itu relatif, mungkin saat masih SD, puncak nya adalah mendapat ranking 1 UASBN atau apalah namanya se-sekolah, tapi jika sudah SMA, mungkin akan terasa lebih berat untuk mendapat nilai yang terbesar se sekolah, maka kita akan menganggap sudah mencapai puncak pada masa dimana pencerahan terjadi, mungkin saat kita menang olimpiade nasional, lomba-lomba, atapun nilai yang menggembirakan.

seperti maka nilai dari puncak itu juga bisa dicari kapan, dan dimana kordinat dari nilai puncak itu.
hasil bagi Kecepatan mula menapaki jalan vertikal dengan Hambatan yang "selalu" ada saat berada di bumi dan "selalu" ada pada saat menapaki sesuatu secara vertikal
 Saat mata melihat ke puncak yang relatif itu pun, bisa terhitung dengan
hasil kali Kuadrat kecepatan Mula menapaki jalan diagonal dengan Sinus kemiringan kali 2 sudut yang terlewati, dibagi 2 kali hambatan yang selalu ada di bumi
mengapa harus 2 kali?
Karena jalan tidak bisa dilalui dalam 1 kali gerakan, harus ada observasi, harus ada hipotesa, harus ada analisa mengenai masalah yang ada, tak bisa satu kali langkah "skakmat"

hal Itu sangat tinggi, hal yang akan menjadi puncak sementara kita, ketinggian itu seperti  akan dapat dihitung, namun jika dilihat, maka
Kuadratkan Kecepatan mula diagonal, kalikan hasil Kuadrat sinus sudut yang dilewati dan dibagi 2 kali hambatan yang selalu ada di bumi.
Maka kordinat puncak akan bisa terbaca, dan tinggal kemauan kita sendiri untuk melewati atau tetap diam stabil di titik itu, walaupun tidak mungkin, karena pasti akan turun juga dengan kecepatan, percepatan sama dengan arah yang berbalik saat menapaki jalan itu untuk kembali ke dasar.

Layaknya Gerak Parabola ...



V-8

Arsen si Pembunuh bayaran

Siang ini aku duduk didepan rumahku di gang 4 blok VA nomor 33 di kampung kami sistem periodik unsur , aku berusaha mengingat kembali tentang semuanya, tentang tawaran manusia untuk melakukan hal yang menurutku itu sangat menjijikan untuk aku ulangi lagi, yaitu pekerjaan membunuh. Sudah lama aku jadi pembunuh bayaran, dan sebenarnya aku ingin berhenti dari pekerjaaan menjijikan ini, tapi lagi-lagi aku tak bisa. Manusia-manusia itu lebih mempercayaiku daripada teman-temanku seperti halnyasianida atau yang lainnya. Karena katanya pekerjaanku sangat rapi, dengan menyusup lewat makanan racunku menyerang sistem pencernaan manusia yang akan kubunuh sehingga dia mati seolah-olah seperti karena shok.